AHMADINEJAD
Mahmoud Ahmadinejad kembali memimpin Republik Islam Iran. Dalam pemilihan presiden yang dilaksanakan pekan lalu, mantan walikota Teheran ini mengalahkan 3 calon lain, termasuk Mir Hossein Mousavi, mantan perdana menteri yang berhaluan moderat dan mendapatkan dukungan dari AS. Dengan perolehan suara mencapai 64 persen, Doktor bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi ini akan melanjutkan berbagai program pembangunan yang dia rintis semenjak tahun 2005 silam.
Sebagai seorang tokoh yang memiliki karakter kuat dan tegas, Ahmadinejad merupakan sosok yang sangat disegani, baik oleh rekan maupun lawan. Dia juga tipikal pemimpin yang bersahaja, cerdas, dan “melayani”. Berikut beberapa fakta yang menjadi cerminan kepribadian sang Presiden.
Sejak menjabat sebagai presiden, Ahmadinejad menanggalkan berbagai simbol glamour dalam pemerintahannya. Dia mengganti karpet istana berkualitas tinggi nan mewah dengan karpet murahan yang dibeli dari pasar. Karpet istana ia sumbangan pada sebuah mesjid di Teheran. Dia juga menutup ruang kedatangan tamu VIP Karena dinilai terlalu besar dan meminta sekretariat istana mengganti dengan ruangan sederhana yang diisi dengan beberapa buah kursi kayu.
Dengan kebersahajaannya pula, dia tidak malu mengalihkan pesawat kepresidenan menjadi pesawat angkutan barang (kargo) agar pengeluaran negara bisa dihemat. Ketika biasanya seorang pemimpin apalagi presiden menginginkan beragam fasilitas serba lebih dengan alasan menunjang tugas kenegaraan dan pemerintahan, Ahmadinejad memilih terbang dengan pesawat biasa dengan kelas ekonomi.
Dibawah kepemimpinannya, setiap menteri yang diangkat selalu menandatangani perjanjian untuk hidup sederhana dan tidak melakukan korupsi. Para menterinya ”dipaksa” untuk melayani masyarakat dengan kualitas pelayanan terbaik. Tentu para menteri tersebut tidak kesulitan menjalankan semua aktifitas tersebut karena pemimpin mereka telah memberi contoh bagaimana menjadi seorang pejabat publik yang berjiwa ”pelayan”.
Kebersahajaan Ahmadinejad juga terlihat dari harta yang dimilikinya. Tahukah anda, kendaraan yang mengantarkannya ke tempat tugas hanyalah sebuah mobil keluaran tahun 1977 ber merk Peugeot 504. Asal tahu saja, dia tidak tinggal di istana presiden. Dia tinggal disebuah rumah kecil peninggalan ayahnya 40 tahun lalu disebuah wilayah marginal di ibukota Iran, Teheran. Hebatnya lagi, dia tidak mengambil sepeserpun gajinya sebagai presiden. Dia hanya mengandalkan gajinya sebagai seorang dosen dengan besaran sekitar 2,5 juta rupiah!
Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa Presiden Mahmoud Ahmadinejad tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
Saat harus menginap di hotel, Mahmoud Ahmadinejad meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena Mahmoud Ahmadinejad tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut (ubb.ac.id)
Sungguh, sebuah realitas yang mencengangkan. Di tengah kondisi dunia yang hedonis dan memuja-muja materi, ternyata masih ada seorang pemimpin yang berjiwa negarawan nan sederhana. Sangat bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh negara tetangga Arabnya yang terus menghamburkan fulus dan begitu akrab dengan kemegahan. Tidak sedikit emir dan pangeran Arab yang berlomba-lomba pamer kekayaan. Dari pembelian klub dan pemain sepakbola seharga milyaran dollar sampai rencana pembangunan pencakar langit setinggi 1 km! Iran sangat beruntung memiliki seorang Ahmadinejad.
Salah satu kunci suksesnya dalam memenangkan Pemilu adalah tingginya perhatiannya terhadap rakyat yang dipimpinnya. Sebagai putera seorang pandai besi yang miskin, Ahmadinejad memang sangat merasakan bagaimana susahnya kehidupan kaum papa yang tidak berpunya. Bagi Ahmadinejad, Iran bukan hanya Teheran. Dia mengunjungi semua provinsi sebanyak masing-masing dua kali dalam empat tahun terakhir, buka pada masa menjelang kampanye seperti yang dilakukan oleh para capres bangsa kita. Itu dia lakukan semata untuk melihat langsung bagaimana kondisi masyarakatnya.
Untuk sebagian besar rakyat Iran, Ahmadinejad –kata Abbas Barzegar --seorang akademisi AS keturunan Iran dalam Guardian (13/6)-- adalah perwujudan dorongan-dorongan impian tentang pemimpin yang anti korupsi, merakyat dan saleh (Antaranews.com).
Selama 4 tahun pemerintahannya, Ahmadinejad juga merupakan simbol keberanian dan perlawanan. Meski terlihat sederhana dan biasa-biasa saja, Ahamdinejad bukanlah pribadi yang lembek. Pria murah senyum ini tidak ubahnya seperti monster bagi bangsa arogan seperti AS dan negara Yahudi Israel. Nyaris, tidak ada pemimpin seberani dan setegas dia dalam mempertahankan prinsip kebenaran yang dipegangnya. Dialah yang mengungkapkan kebohongan holocaoust yang terus menjadi propaganda selama berpuluh tahun. Tak ayal, pernyataan ini membuat panas telinga pemimpin Israel dan para sekutu barat yang menjadi pelindung sejati kaum zionis.
Dalam masalah nuklir dia pernah berujar Kepada diplomat barat, ”Kalau teknologi ini bermanfaat bagi anda, mengapa kami tidak boleh memilikinya..?”. Iran, sebagaimana negara lain, memiliki hak untuk mengembangkan teknologi nuklir demi kepentingan nasionalnya. Gertakan Israel untuk melakukan serangan militer tidak sedikitpun menciutkan hati sang Singa Persia.
Kapankah kita memiliki pemimpin yang sebersahaja dan seberani Ahmadinejad. Pemimpin yang menyayangi dan memperhatikan rakyatnya. Bukan hanya dengan kata, tapi yang terpenting perbuatan nyata.
Meski Iran masuk dalam daftar negara eksportir minyak terbesar, Ahmadinejad dan para stafnya tetap hidup sederhana. Mestinya bangsa kita –yang menjadi salah satu negara penghutang terbesar- lebih dari itu semua. Ketika Ahmadinejad bersikeras membela rakyat dan kepentingan nasionalnya dengan resiko dimusuhi Barat dan mendapat stigma pemimpin ”garis keras”, bangsa ini malah menjelmakan dirinya sebagai pembebek barat yang loyal dengan mengorbankan kepentingan nasional. Rakyat dihadiahi dengan berbagai produk UU dan kebijakan ala kapitalisme liberal dengan berbagai bungkus manis bernama investasi, persaingan bebas, HAM, kesetaraan jender, dst. Wallahu’alam.