PALESTINA MASALAH BERSAMA


Kota Gaza membara. Jet-jet beserta helikopter tempur Israel menyalak diangkasa Gaza, menembakkan puluhan bahkan ratusan peluru kendali dan bom berkekuatan tinggi. Bukan hanya fasilitas Hamas yang porak poranda. Karena dianggap sebagai tempat penyimpanan amunisi, beberapa tempat ibadah kaum muslim (mesjid), sarana pendidikan, dan fasilitas-fasilitas sipil lainnya, menjadi sasaran senjata penghancur milik kaum zionis. Akibatnya ratusan masyarakat sipil yang tidak berdosa, terutama wanita dan anak-anak turut menjadi korban.
Tidak cukup dengan itu, kapal-kapal perang Israel juga terus beraksi dari Laut. Belasan ribu pasukan darat dengan persenjataan lengkap juga telah memasuki gaza. Seluruh kekuatan dikerahkan ; infanteri, artileri, kavaleri, zeni
Seruan gencatan senjata dari komunitas internasional, seperti biasanya, tidak pernah digubris oleh Israel. Kesepakatan resmi untuk memaksa Israel melalui PBB juga nihil akibat veto AS. Alhasil, tidak satupun negara, koalisi kerjasama regional, sampai badan dunia yang mampu mencegah terjadinya pembantaian terhadap warga Gaza. Ratusan unjuk rasa diberbagai belahan dunia juga akhirnya hanya bisa mengecam perilaku bar-bar Israel.
Sungguh, ini merupakan kebiadaban kesekian kalinya dari Negeri Zionis. Sebelum digempur habis-habisan, mereka melakukan politik isolasi terhadap Gaza yang mengakibatkan 1,5 juta warganya menderita. Pasokan pangan yang menipis membuat mereka hanya mampu makan sekali sehari. Fasilitas kesehatan yang minim mengakibatkan tidak maksimalnya pelayanan kesehatan bagi warga Gaza. Penderitaan mereka bertambah akibat tidak memadainya pasokan bahan bakar dan listrik. Di tengah kondisi inilah, Israel melakukan aksi biadabnya dengan melakukan serangan militer besar-besaran.
Sementara itu, mandulnya peran para penguasa negeri Muslim terutama Arab menyebabkan Israel semakin leluasa melakukan aksi brutalnya. Ketika para pejuang Palestina mempertaruhkan nyawa melawan pasukan agresor, penguasa Saudi, Mesir, Yordania, dan mayoritas negara Timur Tengah hanya melakukan basa-basi diplomatik dengan mengeluarkan kecaman dan seruan perundingan. Padahal mereka memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu yang lebih konkrit untuk menghentikan kebrutalan zionis dengan melakukan tekanan politik, ekonomi, bahkan militer.
Serangan Israel ke Gaza merupakan masalah Umat Islam. Bukan hanya masalah Dunia Arab, Palestina, apalagi Hamas. Untuk itulah, Kaum muslim mesti menunjukkan kepedulian yang nyata akan penderitaan saudara-saudara mereka. Selain terus mendo’akan, pernyataan dukungan secara terbuka (misalnya dengan melakukan audiensi dengan pejabat terkait, unjuk rasa, pernyataan di media massa) yang dilakukan oleh berbagai Ormas Islam merupakan sokongan moral bagi para pejuang Palestina melawan zionis.
Semua fihak –terutama pemerintah- juga mesti memaksimalkan setiap jenis bantuan (uang, obat-obatan) agar sampai ke wilayah Palestina. Dan yang terpenting, kaum muslim sedunia harus merapatkan barisan bukan hanya untuk menghadapi Israel, tapi juga AS dan sekutu baratnya yang sering menzhalimi Umat Islam. Yang dimaksud di sini bukanlah persatuan semu macam Liga Arab, OKI, dst. Kaum muslim saat ini memerlukan kesatuan hakiki atas dasar keimanan, yaitu berdirinya Negara Khilafah Islamiyah sebagai pelindung kehormatan Umat Islam. Bagaimanapun, Khilafahlah yang memiliki kekuatan untuk mengimbangi negara adidaya seperti AS serta menghentikan aksi brutal Negeri Zionis Israel terhadap Palestina. Wallahu’alam bis Showab.